Blogger Backgrounds

New Rubric

Rabu, 09 November 2011

PSYCOPHAT

PSYCOPHAT
Bila seorang penjahat dalam aksi kriminalnya dilakukan dengan keji, kejam dan tak berperikemanusian maka orang pasti akan memvonis sebagai psikopat. Tetapi sebenarnya tidak semua pembunuh adalah psikopat dan tidak semua psikopat pembunuh. Sebenarnya lebih banyak lagi psikopat yang berkeliaran dan hidup di tengah-tengah masyarakat, bukan sebagai pelaku kriminal.

Selama ini mungkin tidak disadari psikopat ada di sekitar kita. Apakah tetangga, teman kerja atau bahkan pasangan serta anggota keluarga mengalaminya. Penyimpangan perilaku itu adalah sikap egois, tidak pernah mengakui kesalahan bahkan selalu mengulangi kesalahan, tidak memiliki empati, dan tidak punya hati nurani. Bila itu semua ada kecurigaan psikopat layak diberikan.

DEFINISI

Psikopat adalah suatu gejala kelainan yang sejak dulu dianggap berbahaya dan mengganggu masyarakat. Istilah psikopat yang sudah sangat dikenal masyarakat justru tidak ditemukan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) IV. Artinya, psikopat tidak tercantum dalam daftar penyakit, gangguan atau kelainan jiwa di lingkungan ahli kedokteran jiwa Amerika Serikat. Psikopat dalam kedokteran jiwa masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial. Selain psikopatik, ada gangguan antisosial, asosial, dan amoral yang masuk dalam klasifikasi gangguan kepribadian dissosial.

Psikopat berasal dari kata psyche yang berarti jiwa dan pathos yang berarti penyakit. Psikopat tak sama dengan skizofrenia karena seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya. Gejalanya sendiri sering disebut dengan psikopati, pengidapnya seringkali disebut "orang gila tanpa gangguan mental". Menurut penelitian sekitar 1% dari total populasi dunia mengidap psikopat. Beberapa seorang ahli memprediksi tiga dari 10 laki-laki di Amerika Serikat dan satu dari 30 laki-laki di Inggris adalah psikopat. Prediksi ini didasarkan pada penelitiannya, yang sebagian besar respondennya adalah laki-laki.

Psikopat ditemukan di berbagai profesi dan kelas sosial, laki- laki dan perempuan. Karena yang dirugikan oleh kejahatannya tak hanya individu tetapi juga masyarakat luas, Pengidap ini sulit dideteksi karena sebanyak 80% lebih banyak yang berkeliaran daripada yang mendekam di penjara atau dirumah sakit jiwa, pengidapnya juga sukar disembuhkan. Dalam kasus kriminal, psikopat dikenali sebagai pembunuh, pemerkosa, pemabuk, penjudi, penipu, pelaku kekerasan dalam rumah tangga, pelaku bunuh diri dan koruptor. Namun, kasus kriminal itu hanya terjadi pada sekitar 15-20 persen dari semua penderita psikopat. Selebihnya adalah pribadi yang berpenampilan sempurna, pandai bertutur kata, mempesona, mempunyai daya tarik luar biasa dan menyenangkan.

PENYEBAB

Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti penyebab psikopat. Berbagai teori dikemukakan oleh para peneliti. Teori kelainan struktural otak seperti penurunan intensitas bagian otak di daerah prefrontal grey matter dan penurunan volume otak di bagian "posterior hippocampal" dan peningkatan intensitas otak bagian "callosal white matter". Teori lain adalah gangguan metabolisme serotonin, gangguan fungsi otak dan genetik yang diduga ikut menciptakan karakter monster seorang psikopat.

Mungkin tidak terdapat kerusakan otak sebagai penyebab psikopatik. Tetapi terdapat anomali dalam cara psikopat memproses informasi. Dalam penelitian menggunakan MRI melalui pengenalan gambar-gambar kasus bunuh diri yang tidak menyeramkan. Pada orang non-psikopat terlihat banyak sekali aktivasi di amigdala sedangkan pada psikopat tidak ada perbedaan sama sekali. Namun ada peningkatan aktivitas di area lain pada otak yaitu area ekstra-limbik. Tampaknya psikopat menganalisis materi emosional di area otak tersebut.

Selain ada anomali di otak, faktor genetik dan lingkungan juga berperan besar melahirkan karakter psikopat. Stres atau tekanan hidup yang besar bisa pula merubah perilaku seseorang menjadi brutal. Namun bila sifatnya sementara, karena ada pemicu yang masuk akal, maka tidak bisa dikatakan psikopat. Ciri psikopat sebenarnya bisa dideteksi sejak kanak-kanak melalui berbagai perilaku yang tidak biasa. Perilaku antisosial pada anak-anak ternyata merupakan warisan genetik. Penelitian terhadap anak-anak kembar menunjukkan, anak menunjukkan kecenderungan psikopatik dini. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 3.687 pasang anakkembar berusia tujuh tahun.

GEJALA PSIKOPAT

Terdapat tiga ciri utama yang biasanya melakat pada seorang psikopat, yakni egosentris, tidak punya empati, dan tidak pernah menyesal. Terdapat sepuluh karakter spesifik psikopat. Di antaranya adalah tidak memiliki empati, emosi dangkal, manipulatif, pembohong, egosentris, pintar bicara, toleransi yang rendah pada frustasi, membangun relasi yang singkat dan episodik, gaya hidup parasitik, dan melanggar norma sosial yang persisten. Seorang psikopat selalu membuat kamuflase yang rumit, memutar balik fakta, menebar fitnah, dan kebohongan untuk mendapatkan kepuasan dan keuntungan dirinya sendiri.

Sejumlah penelitian menunjukkan, psikopat lebih suka menyiksa pasangan daripada membunuhnya. Dari sekian banyak pembunuhan dalam rumah tangga, hanya 2% yang pelakunya benar-benar seorang psikopat. Para psikopat umumnya tidak menyesal setelah melakukan aksinya. Hanya sedikit psikopat yang menyesal lalu memutuskan bunuh diri. Dari 2% psikopatyang melakukan pembunuhan, seperempatnya melakukan bunuh diri.

Selengkapnya gejala psikopat adalah sebagai berikut :

1. Impulsif dan sulit mengendalikan diri. Untuk psikopat tidak ada waktu untuk menimbang baik-buruknya tindakan yang akan mereka lakukan dan mereka tidak peduli pada apa yang telah diperbuatnya atau memikirkan tentang masa depan. Pengidap juga mudah terpicu amarahnya akan hal-hal kecil, mudah bereaksi terhadap kekecewaan, kegagalan, kritik, dan mudah menyerang orang hanya karena hal sepele.
2. Sering berbohong, fasih dan dangkal. Psikopat seringkali pandai melucu dan pintar bicara, secara khas berusaha tampil dengan pengetahuan di bidang sosiologi, psikiatri, kedokteran, psikologi, filsafat, puisi, sastra, dan lain-lain. Seringkali pandai mengarang cerita yang membuatnya positif, dan bila ketahuan berbohong mereka tak peduli dan akan menutupinya dengan mengarang kebohongan lainnya dan mengolahnya seakan-akan itu fakta.
3. Manipulatif dan curang. Psikopat juga sering menunjukkan emosi dramatis walaupun sebenarnya mereka tidak sungguh-sungguh. Mereka juga tidak memiliki respon fisiologis yang secara normal diasosiasikan dengan rasa takut seperti tangan berkeringat, jantung berdebar, mulut kering, tegang, gemetar -- bagi psikopat hal ini tidak berlaku. Karena itu psikopat seringkali disebut dengan istilah "dingin".
4. Egosentris dan menganggap dirinya hebat.
5. Tidak punya rasa sesal dan rasa bersalah. Meski kadang psikopat mengakui perbuatannya namun ia sangat meremehkan atau menyangkal akibat tindakannya dan tidak memiliki alasan untuk peduli.
6. Senang melakukan pelanggaran dan bermasalah perilaku di masa kecil.
7. Kurang empati. Bagi psikopat memotong kepala ayam dan memotong kepala orang, tidak ada bedanya.
8. Psikopat juga teguh dalam bertindak agresif, menantang nyali dan perkelahian, jam tidur larut dan sering keluar rumah.
9. Tidak mampu bertanggung jawab dan melakukan hal-hal demi kesenangan belaka.
10. Hidup sebagai parasit karena memanfaatkan orang lain untuk kesenangan dan kepuasan dirinya.
11. Sikap antisosial di usia dewasa. 

DIAGNOSIS

Tidak mudah mendiagnosa psikopat. Mencocokan kepribadian pasien dengan 20 kriteria yang ditetapkan Prof. Hare. Pencocokkan ini dilakukan dengan cara mewawancara keluarga dan orang-orang terdekat pasien, pengaduan korban, atau pengamatan prilaku pasien dari waktu ke waktu. Pemeriksaan elektroensefalogram, MRI, dan pemeriksaan kesehatan secara lengkap. Hal ini dilakukan karena menurut penelitian gambar hasil PET (positron emission tomography) perbandingan orang normal, pembunuh spontan, dan pembunuh terencana berdarah dingin menunjukkan perbedaan aktivitas otak di bagian prefrontal cortex yang rendah. Bagian otak lobus frontal dipercaya sebagai bagian yang membentuk kepribadian. Wawancara menggunakan metode DSM IV (The American Psychiatric Association Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder versi IV) yang dianggap berhasil untuk menentukan kepribadian antisosial. Dilakukan pengamatan perilaku dan kepribadian pasien. Biasanya sejak usia pasien 15 tahun mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan. Pemeriksaan psikotes untuk menilai tingkat kecerdasan. Psikopat biasanya memiliki IQ yang tinggi.

MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) adalah metode yag selama ini digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan jiwa secara umum, termasuk psikopat. Namun MMPI masih mempunyai kelemahan. Tidak sulit bagi seorang psikopat yang cerdas untuk merekayasa laporan dan berbohong. Akhirnya dikembangkan Psychopathy Checklist (PCL) dan versi revisinya Psychopathy Checklist-Revised (PCL-R), untuk penilaian secara valid dan benar tentang psikopat. PCL-R merupakan metode yang sudah dilengkapi dasar-dasar interview semi-struktural dengan seseorang yang dicurigai sebagai psikopat, bersama-sama diolah dengan berbagai informasi tentang orang tersebut. Penilaian ditentukan dengan skala, mulai dari 0 artinya tidak ada insikasi psikopat hingga 2 yang artinya seseorang positif memiliki karakter psikopat. Total skor adalah 40, dan seseorang didiagnosa psikopat jika dia memiliki skor antara 30 hingga 40. Pada beberapa kasus, skor 25 juga sudah dikategorikan psikopat.

Terdapat sekitar 20 kriteria dalam PCL-R dalam menegakkan diagnosis psikopat. Di antaranya sebagai berikut : persuasif dan memesona di permukaan, menghargai diri yang berlebihan, butuh stimulasi atau gampang bosan, pembohong yang patologis, menipu dan manipulatif, kurang rasa bersalah dan berdosa, emosi dangkal, kasar dan kurang empati, hidup seperti parasit, buruknya pengendalian perilaku, longgarnya perilaku seksual, masalah perilaku dini (sebelum usia 13 tahun), tidak punya tujuan jangka panjang yang realistis, impulsif, tidak bertanggung jawab atas kewajiban, tidak bertanggung jawab atas tindakan sendiri, pernikahan jangka pendek yang berulang, kenakalan remaja, melanggar norma dan keragaman kriminal.

Alat diagnosis lain yang digunakan berdasarkan teori yang sudah eksis (metode deduksi) adalah Primitive Defense Guide, Rorschach, ToM (Theory of Mind), SCT (Sentence Completion Test) dan NEO PIR.

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN

Pada dasarnya, psikopat tidak bisa diterapi secara sempurna tetapi hanya bisa terobservasi dan terdeteksi. Untuk tahap pengobatan dan rehabilitasi psikopat saat ini baru dalam tahap kopleksitas pemahaman gejala. Terapi yang paling mungkin adalan non obat seperti konseling. Namun melihat kompleksitas masalahnya, terapi psikopat bisa dikatakan sulit bahkan tidak mungkin. Seorang psikopat tidak merasa ada yang salah dengan dirinya sehingga memintanya datang teratur untuk terapi adalah hal yang mustahil. Yang bisa dilakukan manusia adalah menghindari orang-orang psikopat, memberikan terapi pada korbannya, mencegah timbul korban lebih banyak dan mencegah psikopat jangan berubah menjadi kriminal.

Psikopat salah satu perilaku menyimpang yang banyak ditakuti masyarakat sebenarnya selama ini banyak terdapat disekitar kita. Sekitar 1 dari 100 orang di dalam masyarakat adalah psikopat. Hampir seperlimanya akan berperilaku kriminal seperti pembunuh, pemerkosa, koruptor, pemabuk, atau penjudi. Mungkin salah satunya akan berpotensi menjadi "monster penjagal manusia". Bila deteksi dini gangguan perilaku pada anak dan pendekatan lingkungan dilakukan dengan baik, maka idealnya psikopat tidak akan berubah menjadi kriminal.

Beberapa penelitian faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Lingkungan tersebut bisa berupa fisik, biologis dan sosial. Tetapi kebanyakan orang-orang beresiko biasanya memasuki lingkungan yang sama yang berpotensi terjadinya kejahatan tersebut. Faktor lingkungan fisik dan sosial yang beresiko berkembangnya seorang psikopat menjadi kriminal adalah tekanan ekonomi yang buruk, perlakuan kasar dan keras sejak usia anak, penelantaran anak, perceraian orang tua, kesibukan orangtua, faktor pemberian nutrisi tertentu, dan kehidupan keluarga yang tidak mematuhi etika hukum, agama dan sosial. Lingkungan yang beresiko lainnya adalah hidup ditengah masyarakat yang dekat dengan perbuatan criminal seperti pembunuhan, penyiksaan, kekerasan dan lain sebagainya.

Sedangkan lingkungan biologis salah satunya yang saat ini banyak diteliti adalah pola makan apakah berpengaruh terhadap tindak kriminal tersebut. Adanya penelitian yang dilakukan Peter C dkk tahun 1997 cukup mengejutkan. Didapatkan kaitan diet, alergi makanan, intoleransi makanan dan perilaku kriminal di usia muda cukup menjadi informasi dan fakta ilmiah yang menarik dan sangat penting, Meskipun demikian masih belum dapat dijelaskan mengapa beberapa faktor tersebut berkaitan.Terdapat beberapa faktor resiko untuk terjadi tindak kekerasan dan kriminal tersebut seperti agresifitas, emosi, impulsifitas, hiperaktif, gangguan tidur dan sebagainya. Ternyata banyak faktor resiko tersebut juga terjadi pada penderita alergi. Belakangan terungkap bahwa alergi menimbulkan komplikasi yang cukup berbahaya, karena alergi dapat mengganggu semua organ atau sistem tubuh kita termasuk gangguan fungsi otak. Gangguan fungsi otak itulah maka timbul gangguan perkembangan dan perilaku pada anak seperti gangguan konsentrasi, gangguan emosi, gangguan tidur, gangguan konsentrasi, impulsifitas hingga memperberat gejala penderita Autism dan ADHD.

Bila faktor genetik, gangguan fungsi otak, dan diikuti oleh lingkungan fisik, biologis dan sosial yang negatif maka tindak kriminal pada penderita psikopat lebih gampang terjadi. Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui faktor resiko dan gangguan perilaku pada usia anak untuk dilakukan pencegahan sejak dini.

keren!!!! saya suka dilihat dari gejala saya cenderung ke no 3 apakah saya phsychopat juga?

MP/SP Multi personality / split personality / kepribadian ganda

ada 4 jenis dissociative disorder, yaitu:
1. dissociative amnesia
2. dissociative fugue
3. depersonalization disorder
4. dissociative identity disorder (DID) <--- dulu istilah yang dipake adalah multiple personality disorder (MPD), tapi sekarang udah diganti ke DID

karakteristik secara umum untuk semua penyakit ini adalah : 'perubahan' identitas seseorang, memori, ataupun kesadaran. orang yang menderita penyakit2 ini ngga bisa mengingat kejadian2 penting atau mungkin lupa identitas diri sementara, atau malah 'membuat' identitas baru.

untuk jenis pertama, orang yang menderita dissociative amnesia tidak bisa mengingat informasi tentang dirinya sendiri, biasanya terjadi setelah mengalami kejadian yang stressful. walau informasi itu bukannya hilang sama skali, tapi dia tidak bisa mengingatnya pada saat lagi amnesia. note: ini tidak sama dengan masalah 'pelupa' yang biasa dialami orang2. penderita biasa tidak mengenali keluarga maupun temen, tapi masih mempunyai kemampuan berbicara, membaca, maupun kemampuan2 lain dulunya. amnesia ini bisa berlangsung selama beberapa jam sampe beberapa tahun.

kedua, dissociative fugue, penyakit 'lupa' yang lebih parah dari dissociative amnesia. penderita bukan hanya menjadi amnesia, tapi juga tiba2 meninggalkan rumah maupun pekerjaannya, dan kemudian 'membentuk' identitas baru. orang ini bisa aja mengambil nama baru, rumah baru, pekerjaan baru, bahkan kepribadian baru. penyakit ini biasanya terjadi setelah orang itu mengalami tekanan yang hebat, misalnya pertengkaran keluarga, kesulitan dalam pekerjaan, peperangan, atau musibah alam. biasanya penyakit ini bisa sembuh total, dan waktu penyembuhannya bisa sangat bervariasi. dan setelah sembuh, orang ini tidak ingat apa yang terjadi selama dia mengalami fugue

ketiga, depersonalization disorder, di mana penderita 'mengubah' pandangan maupun pengalaman dirinya. jenis penyakit ini agak lain dengan penyakit dissociative yang lainnya, karena depersonalization tidak mengalami gangguan dengan ingatan. biasa penyebabnya adalah stress, dan penderita bisa tiba2 kehilangan kepribadiannya. mereka merasa seperti berada di luar badan, dan seakan2 memperhatikan diri mereka sendiri dari jauh. mereka bergerak seakan2 hilang kesadaran dengan realitas. gejala yang sama juga kadang terjadi di beberapa penyakit lain, seperti schizophrenia, panic attacks, posttraumatic stress disorder, maupun borderline personality disorder. penyakit ini biasanya bermula dari saat remaja, dan berlansung cukup lama. penyakit ini juga cukup sering terjadi bersamaan dengan disorder lainnya.


kadang kala kita memang merasa seperti bukan menjadi diri sendiri, tapi hal ini adalah normal dan bukan brarti menderita multiple personality.

menurut DSM-IV, diagnosis yang benar untuk dissociative identity disorder (DID) adalah jika seseorang itu mempunya 2 ego yang berbeda (alter ego), di mana masing2 ego mempunyai perasaan, kelakuan, kepribadian yang exist secara independent - dan 'keluar' dalam waktu yang berlainan. biasanya ada 1 kepribadian utama, dan penyembuhan penyakit ini biasa dilakukan pada alter utama. pada umumnya, ada 2 - 4 alters pada saat seseorang ter-diagnosa, dan cukup sering ada alter2 lainnya lagi yang muncul pada saat treatment.

gap dalam ingatan juga biasa terjadi karena dari satu alter dengan alter lain tidak berhubungan; dalam arti, alter A tidak mempunyai ingatan alter B itu seperti apa, atau mungkin malah tidak tau tentang keberadaan alter B. keberadaan alter yang berbeda harus kronik (long lasting / berlangsung lama), dan menyebabkan gangguan dalam kehidupannya. (jadi bukan gara2 mengambil obat tertentu, misalnya)

masing2 alter bisa cukup kompleks, dengan tingkah laku, ingatan, relationship yang tersendiri. biasanya kepribadian2 ini berbeda atau malah saling bertolak belakang. mereka bisa aja mempunyai pikiran sendiri, pake kacamata dengan degree yang berbeda, atau alergi terhadap substances yang berbeda. alter utama maupun yang subordinate masing2 sadar akan 'waktu yang hilang' (memory gap), malah kadang suara alter yang satu (A) bisa 'masuk' ke alter yang lain (B), walo alter itu (B) tidak tau/sadar asal suara itu dari siapa.

DID biasanya bermula dari saat kecil, tapi jarang ter-diagnosed sampe saat dewasa. penyakit ini jauh lebih rumit dibandingkan penyakit dissociative yang lain, dan kadang tidak bisa disembuhkan secara total. penyakit ini lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. cukup sering DID disertai penyakit lain, misalnya depression, borderline personality disorder, dan samatization disorder. penderita juga biasanya mengalami sakit kepala, substance abuse, fobia, halusinasi, percobaan bunuh diri, begitu juga dengan gejala dissociative lainnya seperti amnesia dan depersonalization.

kasus2 DID kadang di-misunderstood sebagai schizophrenia. schizo berasal dari bahasa yunani, yang berarti "splitting away from"; sehingga hal ini menyebabkan kebingungan. padahal split personality ini cukup berbeda dengan gejala2 yang ditemukan dalam schizophrenia.

asal usul DID (dissociative identity disorder)

ada 2 teori utama tentang DID. yang satu mengatakan bahwa DID bermula sejak kecil, akibat kekerasan fisik atau sexual yang parah (abuse). kekerasan ini menyebabkan terpisahnya dan terbentuknya alter sebagai pelarian dari trauma. tapi berhubung tidak semua orang yang mengalami kekerasan semasa kecil menderita DID, maka kemudian dikatakan bahwa mungkin ada hal lain yang hadir di antara mereka yang menderita DID. ada satu ide yang mengatakan bahwa tingginya hypnotizability (mudahnya-seseorang-dihipnotis; note, brarti orang itu mempunyai tingkat sugesti yang tinggi) mempermudah pembentukan alters melalui self-hypnosis. ide lain adalah, orang yang menderita DID sangat mudah / cenderung terlibat dalam fantasi.

teori lain menganggap DID sebagai perwujudan social role yang dipelajari (role-enactment). alter yang muncul saat dewasa, biasanya disebabkan oleh suggestion dari therapist. DID tidak dilihat sebagai 'penipuan' kesadaran dalam teori ini; masalahnya bukan di 'apakah DID ini real ato ngga', tapi dari segi sebrapa terbentuk dan pemeliharaannya. (sorry, saya agak kesusahan menerjemahkan bagian ini)

Spano ber-ide bahwa DID itu hanyalah role-play. satu contoh, survey yang dilakukan di switzerland menemukan bahwa 66 persen dari diagnosis DID berasal dari kurang-dari 10 persen psychiatrists yang merespon. mungkin dikarenakan para psikiater2 ini mempunyai kriteria yang longgar / berbeda dalam mendiagnosa DID.

sumber informasi lain... sebuah studi dilakukan setelah sebuah kasus di pengadilan pada tahun 80an tentang pembunuh bersiri di california, yang dikenali sebagai Hillside Strangler. ( si tertuduh, Ken Bianchi, mengatakan bahwa dia tidak bersalah karena pengalami penyakit jiwa, dan dikatakan bahwa yang melakukan pembunuhan itu merupakan alternya, Steve. pembunuh ini gagal membuktikan bahwa dia menderita DID).

dalam study tersebut, (saya tidak jelasin detail2 / cara2 eksperimennya, soalnya banyak kalimat yang susah diterjemahin), terlihat bahwa orang bisa membuat kepribadian baru, jika kondisi menuntut demikian. Spano mengatakan bahwa beberapa orang yang menunjukkan multi-kepribadian ini bisa aja mempunyai tingkat berfantasi yang tinggi dan selalu berkhayal bahwa mereka adalah orang lain, terutama ketika, seperti Bianchi, dalam keadaan di mana suatu hal yang salah terjadi sehingga menyebabkan mereka berkelakuan seakan2 hal itu dilakukan oleh kepribadian lain. tapi ingat, studi ini hanya menggambarkan bahwa role-playing bisa aja terjadi (possible); bukan brarti penyebab multi-kepribadian adalah karena ini. lagipula, DID merupakan penyakit yang kompleks, dimana ada gejala2 lain seperti halusinasi, hilang ingatan, dan depersonalization. dalam studi role-playing, tidak ada satupun gejala2 ini yang hadir.

satu hal yang penting tentang dua teori ini adalah, apakah DID bener2 terbentuk sejak kecil karena kekerasan? ketika penderita DID memulai terapi, mereka biasanya tidak sadar akan keberadaan alter2nya. tapi seiring waktu terapi, alters muncul dan pasien melaporkan bahwa alternya memang bermula dari masa kecil. tapi, tidak ada bukti kuat tentang hal ini, lagipula self-report yang ngga meyakinkan tidak diterima. hal yang sama mengenai kekerasan fisik dan sexual: banyak kasus yang dilaporkan, tapi masih tidak meyakinkan.

akan tetapi ada satu study lagi, yang memberikan data cukup jelas mengenai masa kecil dan kekerasan dalam kasus DID, (walo studi ini dikritik oleh teori role-enactment). dalam studi ini, yang mana dilakukan dalam waktu lebih dari dua dekade, 150 narapidana / pembunuh dipelajari secara mendetail. 14 kasus DID ditemukan. 12 dari 14 kasus menunjukkan bahwa gejala DID sudah ada jauh sebelum mereka dimasukkan ke penjara, 9 mengalami halusinasi pendengaran, 10 mengalami bayangan (yang mana merupakan laporan yang cukup umum di antara penderita DID). masing2 gejala juga diperkuat buktinya dengan at least 3 bukti luar (misalnya, interview dengan anggota keluarga, guru, staff di penjara). Selain itu, beberapa kasus menunjukkan beberapa gaya menulis yang sangat berbeda, jauh sebelum dimasukkan ke penjara. (kapan2 kalo sempat scan, ntar saya attach gambar tulisan2 mereka yang sangat berbeda dari segi gaya, walaupun ditulis oleh satu orang yang sama)

dan hal penting lainnya dalam study ini adalah 11 kasus menunjukkan adanya kekerasan fisik dan sexual ketika masa kecil. hal ini diconfirm oleh sumber2 luar, dan bukti fisik yang nyata seperti tanda luka (scar), misalnya luka bakar dll. data2 ini cukup mendukung teori bahwa DID memang berasal dari masa kecil dan berhubungan dengan extreme stress.

kontroversi dalam mendiagnosa DID

DID pertama dikenali sekitar abad ke19. dalam sebuah review literatur, Sutcliffe dan Jones mengidentifikasi 77 kasus, dan rata2 terlapor dalam periode antara 1890 - 1920. setelah itu, laporan tentang kasus DID menurun sampai tahun 1970, yang kemudian meningkat lagi.

apa yang menyebabkan muncul kembalinya diagnosis DID dalam 25 tahun terakhir? one possible explanation tentang meningkatnya kasus DID adalah DSM-III, yang mana dikeluarkan pada tahun 1980, dan kriteria mendiagnosa DID pertama kalinya dijelaskan. (note: DSM = Diagnostic and Statistical Manual, dikeluarkan oleh American Psychiatric Association... dsm merupakan 'manual' tentang pengkategorian beserta kriteria2 dalam mendiagnosa penyakit2 jiwa)

Tapi mungkin juga karena orang2 mulai terbiasa / mengerti tentang DID, atau mungkin para psikiater biar menemukan kasus yang mirip, tapi langsung melaporkan sebagai DID, apalagi sejak penyakit ini semakin menarik perhatian. atau, menurunnya kasus / diagnosa DID tahun2 sebelumnya disebabkan oleh popularitas tentang konsep schizophrenia; kasus DID bisa aja disalah-diagnosa sebagai kasus schizophrenia. Tetapi, gejala2 dari dua penyakit ini sebenarnya cukup berbeda; walaupun suara2 alters yang didengar mungkin merupakan halusinasi auditori (pendengaran), tetapi pasien DID tidak menunjukkan gejala thought disorder maupun behavioral disorganization seperti dalam schizophrenia. isu diagnostic lainnya adalah, bahwa dalam DSM-III, tidak ada kriteria bahwa alters itu amnestic dengan satu sama lain, sehingga meningkatkan kemungkinan diagnosis yang bisa diapply ke orang2 yang mengalami berbagai masalah behavior lain yang juga hadir dalam penyakit jiwa yang lain.

faktor lain yang mungkin meningkatkan diagnosis DID adalah publikasi tentang Sybil pada tahun 1973, yang mana menunjukkan kasus dramatic tentang 16 kepribadian. kasus ini menarik perhatian yang besar dan menyebabkan banyak sekali orang yang semakin tertarik tentang penyakit ini. beberapa kritik menyimpulkan bahwa perhatian yang berlebihan tentang ini menyebabkan beberapa ahli therapist men-sugesti bahwa clientsnya menderita DID. Cukup jelas bahwa di masa era setelah-sybil, jumlah alters meningkat drastis, dari 2-3, hingga lebih dari 12.

untuk yang suka MPD psycho seneng deh pasti baca ini... printnannya ga pernah ilang di rumah...

TEORI PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SULLIVAN

a. Pengertian


Proses akulturasi merupakan kerangka dari konsep Sullivan mengenai perkembangan kepribadian. Sullivan mengemukakan suatu pandangan yang lebih bersifat psikologi-sosial tentang perkembangan kepribadian yaitu suatu pandangan dimana pengaruh-pengaruh yang unik dari hubungan-hubungan manusia diberi peran yang semestinya, yang menempatkan faktor sosial menentukan perkembangan psikologis.
Sullivan tidak menolak faktor-faktor fisiologis sebagai hal yang menentukan perkembangan kepribadian, sebab ia berpendapat bahwa kadang-kadang pengaruh-pengaruh sosial yang berlawanan dengan kebutuhan fisiologis seseorang bisa menyebabkan pengaruh yang merugikan kepribadiannya.

Tema sentral teori Sullivan berkisar pada ansietas dan menekankan bahwa masyarakat sebagai pembentuk kepribadian. Sullivan mengemukakan bahwa setiap pribadi membutuhkan adanya hubungan antar pribadi. Hubungan antar pribadi ini merupakan sumber perkembangan pribadi. Maka, salah satu ciri dari kepribadian yang sehat adalah kemampuannya untuk menjalin hubungan antar pribadi. 


Ciri lainnya yaitu kemampuan untuk mengadakan personifikasi diri secara tepat yang dibangun atas dasar relasi-relasi antar pribadi. Setiap pribadi memiliki konsep diri yang terbentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman khasnya dalam hubungan relasinya dengan orang-orang atau dengan dirinya sendiri. Pengalaman-pengalaman tersebut adalah :


1. Pengalaman prototasik yaitu rangkaian peristiwa yang terpisah-pisah yang tidak berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Contoh : pengalaman pada bayi.
2. Pengalaman parataksik yaitu pengalaman yang tampaknya mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat) tetapi tidak mengalami hubungan yang logis.
Contoh : supir yang mengendarai mobil dan menabrak kucik akan mengalami nasib sial.
3. Pengalaman sintaksik yaitu pengalaman yang melahirkan bentuk pemikiran tertinggi yang dapat dicapai individu manusia dengan kesepakatan kelompok orang dan berdasarkan susunan logis melahirkan sesuatu. 
Contoh : kesepakatan masyarakat terhadap huruf-huruf dan angka-angka.
Sullivan mengemukakan bahwa diri adalah isi dari kesadaran pada setiap saat jika orang benar-benar senang dengan perasaan harga dirinya, prestise yang diperolehnya di antara sesamanya, serta penghargaan dan hormat yang diberikan mereka kepadanya.

b. Tahapan Perkembangan Menurut Sullivan
Menurut Sullivan, kepribadian berkembang dalam tahap-tahap perkembangan tertentu. Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu :
1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara, usia 18 bulan)
2. Childhood (masa kanak-kanak, usia 18 bulan sampai 5 tahun)
3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
4. Preadolescence (masa pradewasa, antara 11-13 tahun)
5. Early adolescence (masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
6. Late adolescence (masa dewasa akhir, antara 18-20 akhir)
7. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua, setelah usia 20 sampai 30 tahun).


Hal-hal yang Penting dalam Tahap Perkembangan Kepribadian
1. Infancy (masa kelahiran sampai usia 18 tahun)
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.
Kematian bayi dibagi menjadi 2 yaitu kematian neonatal (kematian di 27 hari pertama hidup) dan post neonatal (setelah 27 hari).
Daerah oral merupakan daerah utama dalam interaksi antara bayi dan lingkungannya. Segi lingkungan yang menonjol pada masa bayi adalah benda yang menyediakan makanan kepada bayi yang lapar, putting susu ibu atau dot dari botol.
Ciri khas dari tahap infantile adalah :
a. Munculnya dinamisme apati dan pelepasan dan pelepasan diri dengan cara mengantuk.
b. Peralihan dari cara prototaksik ke parataksik.
c. Organisasi personifikasi-personifikasi seperti ibu yang baik, tenang, menerima dan memberi kepuasan.
d. Organisasi pengalaman melalui belajar dan munculnya dasar-dasar sistem diri.
e. Diferensiensi tubuh bayi sendiri sehingga bayi belajar memuaskan tegangannya terlepas dari ibu missal menghisap ibu jari.
f. Belajar melakukan gerakan-gerakan terkoordinasi yang melibatkan tangan dan mata, tangan dan mulut serta telinga dan suara.

2. Childhood (usia 18 bulan sampai 5 tahun)
Periode ini disebut juga usia prasekolah. Ciri khas perkembangan balita :
a. Perkembangan fisik  pertambahan berat badan menurun, sebab balita menggunakan banyak energi untuk bergerak.
b. Perkembangan psikologis  terjadi pembedaan diri dengan orang lain.
c. Perkembangan psikomotor  semakin baiknya penguasaan terhadap tangan dan kakinya.
Cara belajar pada usia ini melalui bermain dan rangsangan dari lingkungannya terutama lingkungan rumah. Ada pula pendidikan di luar rumah yang terprogram dan terstruktur. Contoh permainan yang bisa dilakukan :
a. Permainan peran untuk melatih kemampuan pemahaman sosial. Contoh dokter-dokteran.
b. Permainan imajinasi untuk melatih kemampuan kreativitas anak.
c. Permainan motorik untuk melatih kemampuan motorik kasar dan halus.
Motorik kasar  permainan palang, permainan keseimbangan
Motorik halus  mewarnai

3. Juvenile (usia 5-11 tahun)
Pada masa ini anak-anak mulai membandingkan segala sesuatu yang diterima di rumahnya dengan yang ia temui di luar. Norma-norma moral yang tadinya absolut di rumah kini menjadi relatif.

4. Preadolescence (antara 11-13 tahun)
Ditandai dengan masaknya organ-organ produksi sehingga secara fisik-biologis remaja siap untuk beranak pinak. Daya tarik heteroseksual menjadi lebih kuat.
Ciri-ciri utama pada periode ini adalah :
a. Tumbuh tanda-tanda seksual.
b. Tubuh mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.
c. Perilaku ditandai dengan negativisme yaitu sering menyendiri, bosan dengan berbagai aktivitas, hidup seenaknya antagonistik.

5. Early Adolescence (Masa dewasa awal, antara 14-17 tahun)
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja adalah idealis, ia memandang dunia seperti apa yang dia inginkan bukan sebagaimana adanya. Pada masa ini disebut juga periode pemantapan identitas diri, namun hal tersebut tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering mengalami proses yang panjang dan bergejolak. Ciri-ciri perilaku yang menonjol terutama pada perilaku sosialnya.

6. Late Adolescence (Masa dewasa akhir antara 18-20 tahun)
Secara umum dapat disebut sebagai umur pemantapan diri terhadap pola hidup baru. Mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, mulai memilih-milih pasangan yang lebih serius dan cita-citanya menjadi lebih realistis.

7. Adulthood (Masa dewasa)
Menggambarkan segala organisme yang telah matang. Seseorang dapat saja dewasa secara biologis, dan memiliki karakteristik perilaku dewasa, tetapi tetap diperlakukan sebagai anak kecil jika berada di bawah umur dewasa secara hukum. Sebaliknya, seseorang dapat secara legal dianggap dewasa, tetapi tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab yang mencerminkan karakter dewasa.
Dengan demikian kedewasaan dapat diartikan dari aspek biologi, hukum, karakter pribadi atau status sosial.

PERSONALITY TEST

  • KEKUATAN




1. a. Adventurous, orang yang mau melakukan suatu hal yang baru dan berani dengan tekad untuk menguasainya.
b. Adaptable, mudah menyesuaikan diri dan senang dalam setiap situasi.
c. Animated, penuh kehidupan, sering menggunakan isyarat tangan, lengan, dan wajah secara hidup.
d. Analytical, suka menyelidiki bagian-bagian hubungan yang logis dan semestinya.

2. a. Persitent, melakukan sesuatu sampai selesai sebelum memulai yang lainnya.
b. Playful, penuh kesenangan dan selera humor yang baik.
c. Persuasive, meyakinkan orang dengan logika dan fakta, bukannya dengan pesona dan kekuasaan.
d. Peaceful, tampak tidak terganggu dan tenang serta menghindari setiap bentuk kekacauan.

3. a. Submisive, dengan mudah menerima pandangan atau keinginan orang lain tanpa banyak perlu mengemukakan pendapatnya sendiri.
b. Self-sacrificing, bersedia mengorbankan dirinya demi atau untuk memenuhi kebutuhan orang lain.
c. Sociable, orang yang memandang bersama orang lain sebagai kesempatan untuk bersikap manis dan menghibur, bukannya sebagai tantangan atau kesempatan bisnis.
d. Strong-willed, orang yang yakin akan caranya sendiri.

4. a. Considerate, menghargai keperluan dan perasaan orang lain.
b. Controlled, mempunyai perasaan emosioal tetapi jarang memperlihatkannya.
c. Competitive, mengubah setiap situasi, kejadian, atau permainan menjadi kontes dan selalu bermain untuk menang!
d. Convincing, bisa hati anda melalui pesona kepribadiannya.

5. a. Refreshing, memperbaharui dan membantu atau membuat orang lain merasa senang.
b. Respectful, memperlakukan orang lain dengan rasa segan, kehormatan, dan penghargaan.
c. Reserved, menahan diri dalam menunjukkan emosi atau antusiasme.
d. Resourceful, bisa bertindak cepat dan efektif boleh dikata dalam semua situasi.

6. a. Satisfied, orang yang mudah menerima keadaan atau situasi apa saja.
b. Sensitive, secara intensif memperhatikan orang lain, dan apa yang terjadi.
c. Self-reliant, orang mandiri yang bisa sepenuhnya mengandalkan kemampuan, penilaian, dan sumber dayanya sendiri.
d. Spirited, penuh kehidupan dan gairah.

7. a. Planner, memilih untuk mempersiapkan aturan-aturan yang terinci sebelumnya dalam menyelesaikan proyek atau target, dan lebih menyukai keterlibatan dengan tahap-tahap perencanaan dan produk jadi, bukannya melaksanakan tugas.
b. Patient, tidak terpengaruh oleh penundaan, tetap tenang dan toleran.
c. Positive, mengetahui segala-galanya akan beres kalau dia yang memimpin.
d. Promoter, mendorong atau memaksa orang lain mengikuti, bergabung, atau menanam investasi melalui pesona kepribadianya.

8. a. Sure, yakin, jarang ragu-ragu atau goyah.
b. Spontaneous, memilih agar semua kehidupan merupakan kegiatan yang impulsive, tidak dipikirkan lebih dulu, dan tidak dihambat oleh rencana.
c. Scheduled, membuat, dan menghayati, menurut rencana sehari-hari, tidak menyukai rencananya terganggu.
d. Shy, pendiam, tidak mudah terseret ke dalam percakapan.

9. a. Orderly, orang yang mengatur segala-galanya secara metodis dan sistematis.
b. Obliging, bisa menerima apa saja. Orang yang cepat melakukannya dengan cara lain.
c. Outspoken, bicara terang-terangan dan tanpa menahan diri.
d. Optimistic, orang yang periang dan meyakinkan dirinya dan orang lain bahwa segala-galanya akan beres.

10. a. Friendly, orang yang menanggapi dan bukan orang yang punya inisiatif, jarang memulai percakapan.
b. Faithful, secara konsisten bisa diandalkan, teguh, setia, dan mengabdi kadang-kadang tanpa alasan.
c. Funny, punya rasa humor yang cemerlang dan bisa membuat cerita apa saja menjadi peristiwa yang menyenangkan.
d. Forceful, kepribadian yang mendominasi dan menyebabkan orang lain ragu-ragu untuk melawannya

11. a. During, bersedia mengambil resiko; tak kenal takut, berani.
b. Delightful, orang yang menyenangkan sebagai teman.
c. Diplomatic, berurusan dengan orang lain secara penuh siasat, perasa, dan sabar.
d. Detailed, melakukan segala-galanya secara berurut-urutan dengan ingatan yang jernih tentang segala hal yang terjadi.

12. a. Cheerful, secara konsisten memiliki semangat tinggi dan mempromosikan kebahagiaan pada orang lain.
b. Consistent, tetap memiliki keseimbangan secara emosional, menanggapi sebagaimana yang diharapkan orang lain.
c. Cultured, orang yang perhatiannya melibatkan tujuan intelektual dan artistic, seperti teater, simfoni, balet.
d. Confident, percaya diri dan yakin akan kemampuan dan suksesnya sendiri.

13. a. Idealistic, menvisualisasikan hal-hal dalam bentuk yang sempurna, dan perlu memenuhi standar itu sendiri.
b. Independent, memenuhi diri sendiri, mandiri, penuh kepercayaan diri, dan rupanya tidak begitu memerlukan bantuan.
c. Inoffensive, orang yang tidak pernah mengatakan atau menyebabkan apa pun yang tidak menyenangkan atau menimbulkan rasa keberatan.
d. Inspiring, mendorong orang lain untuk bekerja, bergabung, atau terlibat, dan membuat seluruhnya menyenangkan.

14. a. Demonstrative, terang-terangan menyatakan emosi, terutama rasa saying dan tidak ragu-ragu menyentuh orang lain ketika bicara kepada mereka.
b. Decisive, orang yang mempunyai kemampuan penilaian yang cepat dan tuntas.
c. Dry humor, memperlihatkan “kepandaian bicara yang menggigit” biasanya kalimat satu baris yang sifatnya sarkatis.
d. Deep, intensif dan introspektif tanpa rasa senang kepada percakapan dan pengejaran yang pulasan.

15. a. Mediator, secara konsistem mencari peranan merukunkan pertikaian supaya bisa menghindari konflik.
b. Musical, ikut serta atau punya apresiasi mendalam untuk musik, punya komitmen terhadap musik sebagai bentuk seni, bukannya kesenangan pertunjukan.
c. Mover, terdorong oleh keperluan untuk produktif, pemimpin yang diikuti orang lain, merasa sulit duduk diam-diam.
d. Mixes easily, menyukai pesta dan tidak bisa menunggu untuk bertemu dengan setiap orang dalam ruangan, tidak pernah menganggap orang lain asing.

16. a. Thoughtful, orang yang tanggap dan mengingat kesempatan istimewa dan cepat memberikan isyarat yang baik.
b. Tenacious, memegang teguh, dengan keras kepala, dan tidak mau melepaskan sampai tujuan tercapai.
c. Talker, terus-menerus bicara, biasanya menceritakan kisah lucu dan menghibur setiap orang di sekelilingnya, merasa perlu mengisi kesunyian supaya membuat orang lain merasa senang.
d. Tolerant, mudah menerima pemikiran dan cara orang lain tanpa perlu tidak menyetujui atau mengubahnya.

17. a. Listener, selalu bersedia mendengar apa yang Anda katakan.
b. Loyal, setia kepada seseorang, gagasan, atau pekerjaan, kadang-kadang melampui alasan.
c. Leader, pemberi pengarahan karena pembawaan, yang terdorong untuk memimpin, dan sering merasa sulit mempercayai bahwa orang lain bisa melakukan pekerjaan dengan sama baiknya.
d. Lively, penuh kehidupan, kuat, penuh semangat.

18. a. Contented, mudah puas dengan apa yang dimilikinya, jarang iri hati.
b. Chief, memegang kepemimpinan dan mengharapkan orang lain mengikutinya.
c. Chartmaker, mengatur kehidupan, tugas, dan pemecahan masalah dengan membuat daftar, formulir, atau grafik.
d. Cute, tak ternilai harganya, dicintai, pusat perhatian.

19. a. Perfectionist, menempatkan standar tinggi pada dirinya, dan sering pada orang yang lain, menginginkan segala-galanya pada urutan yang semestinya sepanjang waktu.
b. Pleasant, mudah bergaul, bersifat terbuka, mudah diajak bicara.
c. Productive, harus terus-menerus bekerja atau mencapai sesuatu, sering merasa sulit beristirahat.
d. Popular, orang yang menghidupkan pesta dan dengan demikian sangat diinginkan sebagai tamu pesta.

20. a. Bouncy, kepribadian yang hidup, berlebihan, penuh tenaga.
b. Bold, tidak kenal takut, berani, terus terang, tidak takut akan risiko.
c. Behaved, secara konsisten ingin membawa dirinya di dalam batas-batas apa yang dirasakan semestinya.
d. Balanced, kepribadian yang stabil dan mengambil tengah-tengah, tidak menjdaid sasaran ketinggian atau kerendahan yang tajam.







  • KELEMAHAN




1. a. Blank, orang yang memperlihatkan sedikit ekspresi wajah atau emosi.
b. Bashful, menghindari perhatian, akibat rasa malu.
c. Brassy, orang yang suka pamer, memperlihatkan apa yang gemerlapan dan kuat, terlalu bersuara.
d. Bossy, suka memerintah, mendominasi, kadang-kadang mengesalkan dalam hubungan antara orang dewasa.

2. a. Undisciplined, orang yang kurang keteraturannya mempengaruhi hamper semua bidang kehidupannya.
b. Unsympathetic, merasa sulit mengenali masalah atau sakit hati atau perasaan orang lain.
c. Unenthusiastic, cenderung tidak bergairah, sering merasa bahwa bagaimanapun sesuatu tidak akan berhasil.
d. Unforgiving, orang yang sulit memaafkan dan melupakan sakit hati atau ketidakadilan yang dilakukan kepada mereka, biasa menyimpan dendam.

3. a. Reticent, tidak bersedia atau menolak ikut terlibat, terutama kalau rumit.
b. Resentful, sering memendam rasa tidak senang sebagai akibat merasa tersinggung oleh sesuatu yang sebenarnya atau sesuatu yang dibayangkan.
c. Resistant, berjuang, melawan, atau ragu-ragu menerima cara lain yang bukan caranya sendiri.
d. Repetitious, menceritakan kembali kisah atau insiden untuk menghibur anda tanpa menyadari dia sudah menceritakannya beberapa kali sebelumnya, terus-menerus memerlukan sesuatu untuk dikatakan.

4. a. Fussy, bersikeras tentang persoalan atau perincian sepele, minta perhatian besar kepada perincian yang tidak penting.
b. Fearful, sering mengalami perasaan sangat khawatir, sedih, atau gelisah.
c. Forgetful, punya ingatan kurang kuat yang biasanya berkaitan dengan kurang disiplin dan tidak mau repot-repot mencatat secara mental hal-hal yang tidak menyenangkan.
d. Frank, langsung, blak-blakkan, tidak sungkan-sungkan mengatakan kepada Anda tepat apa yang dipikirkannya.

5. a. Impatient, orang yang merasa sulit bertahan untuk menghadapi kesalan atau menunggu orang lain.
b. Insecure, orang yang merasa sedih atau kurang kepercayaan.
c. Indecisive, orang yang merasa sulit membuat keputusan apa saja. (Bukan kepribadian yang lama-lama memikirkan setiap keputusan supaya bisa membuat keputusan yang sempurna.)
d. Interrupts, orang yang lebih banyak bicara daripada mendengarkan, yang mulai bicara bahkan tanpa menyadari bahwa orang lain sudah bicara.

6. a. Unpopular, orang yang intensitas dan tuntutannya akan kesempurnaan bisa membuat orang lain menjauhinya.
b. Uninvolved, tidak punya keinginan untuk mendengarkan atau tertarik kepada perkumpulan, kelompo, aktivitas, atau kehidupan orang lain.
c. Unpredictable, bisa bergairah sesaat dan sedih pada saat berikutnya, atau bersedia membantu tetapi kemudian menghilang, atau berjanji akan dating tetapi kemudian lupa untuk muncul.
d. Unaffectionate, merasa sulit secara lisan atau fisik memperlihatkan kasih sayang dengan terbuka.

7. a. Headstrong, bersikeras memaksakan caranya sendiri.
b. Haphazard, tidak punya cara yang konsisten untuk melakukan banyak hal.
c. Hard to please, orang yang standarnya ditetapkan begitu tinggi sehingga orang lain sulit memuaskannya.
d. Hesitant, lambat dalam bergerak dan sulit ikut terlibat.

8. a. Plain, kepribadian tengah-tengah tanpa tinggi rendah dan tidak memperlihatkan banyak emosi, kalau ada.
b. Pessimistic, sementara mengharapkan yang terbaik, orang ini biasanya melihat sisi buruk suatu situasi lebih dulu.
c. Proud, orang yang punya harga diri tinggi dan menganggap dirinya selalu benar serta orang terbaik untuk pekerjaan.
d. Permissive, memperbolehkan orang lain (termasuk anak-anak) melakukan apa saja sesukanya untuk menghindari dirinya tidak disukai.

9. a. Angered easily, orang yang perangainya seperti anak-anak yang mengutarakan diri dengan ngambek dan berbuat berlebihan serta melupakannya hamper seketika.
b. Aimless, bukan orang yang menetapkan tujuan dan tidak ingin menjadi orang yang seperti itu.
c. Argumentative, mengorbankan perdebatan karena biasanya dia benar, tidak peduli bagaimana situasinya.
d. Alienated, mudah merasa terasing dari orang lain, sering karena rasa tidak aman atau takut jangan-jangan orang lain tidak benar-benar senang bersamanya.

10. a. Naïve, perspektif yang sederhana dan kekanak-kanakan, kurang bijaksana atau pengertian tentang tingkat kehidupan yang lebih mendalam.
b. Negative attitude, orang yang sikapnya jarang positif dan sering hanya bisa melihat sisi buruk atau gelap dari setiap situasi.
c. Nervy, penuh keyakinan, semangat, dan keberanian, sering dalam pengertian negative.
d. Nonchalant, mudah bergaul, tidak peduli, masa bodoh.

11. a. Worrier, secara konsisten merasa tidak tetap, terganggu, atau resah.
b. Withdrawn, orang yang menarik diri dan memerlukan banyak waktu untuk sendirian atau mengasingkan diri.
c. Workaholic, orang yang menetapkan tujuan secara agresif serta harus terus-menerus produktif dan merasa bersalah kalau beristirahat, tidak terdorong oleh keperluan untuk sempurna atau tuntas tetapi kebutuhan untuk pencapaian dan imbalan.
d. Wants credit, merasa senang mendapat penghargaan atau persetujuan orang lain. Sebagai penghibur orang ini menyukai tepuk tangan, tertawa, dan/atau penerimaan penonton.

12. a. Too sensitive, terlalu introspektif dan mudah tersinggung kalau disalahpahami.
b. Tactless, kadang-kadang menyatakan dirinya dengan cara yang agak menyinggung perasaan dan kurang pertimbangan.
c. Timid, mundur dari situasi sulit.
d. Talkative, pembicara yang menghibur dan memakasa diri yang merasa sulit mendengarkan.

13. a. Doubtful, mempunyai cirri khas selalu tidak tetap dan kurang keyakinan bahwa suatu hal akan berhasil.
b. Disorganized, kurang kemampuan untuk membuat kehidupan teratur.
c. Domineering, dengan memaksa mengambil kontrol atas situasi dan/atau orang lain, biasanya dengan mengatakan kepada orang lain apa yang harus mereka lakukan.
d. Depressed, orang yang hamper sepanjang waktu merasa tertekan.

14. a. Inconsistent, tidak menentu, serba berlawanan, dengan tindakan dan emosi yang tidak berdasarkan logika.
b. Introvert, orang yang pemikiran dan perhatiannya ditujukan ke dalam, hidup di dalam dirinya sendiri.
c. Intolerant, tampaknya tidak bisa tahan atau menerima sikap, pandangan, atau cara orang lain.
d. Indifferent, orang yang merasa bahwa kebanyakan hal tidak penting dalam satu atau lain cara.

15. a. Messy, hidup dalam keadaan tidak teratur, tidak bisa menemukan banyak benda.
b. Moody, tidak mempunyai emosi yang tinggi, tetapi biasanya semangatnya merosot sekali, sering kalau merasa tidak dihargai.
c. Mumbles, bicara pelan kalau didesak, tidak mau repot-repot bicara dengan jelas.
d. Manipulative, mempengaruhi atau mengurus dengan cerdik atau penuh tipu muslihat demi keuntungannya sendiri, dan dengan suatu cara akan bisa memaksakan kehendaknya.

16. a. Slow, tidak sering bertindak atau berpikir dengan cepat, sangat mengganggu.
b. Stubborn, bertekad memaksakan kehendaknya, tidak mudah dibujuk, keras kepala.
c. Show-offs, perlu menjadi pusat perhatian, ingin dilihat.
d. Skeptical, tidak mudah percaya, mempertanyakan motif di balik kata-kata.

17. a. Loner, memerlukan banyak waktu pribadi dan cenderung menghindari orang lain.
b. Lord over, tidak ragu-ragu mengatakan kepada anda bahwa dia benar atau memegang kendali.
c. Lazy, menilai pekerjaan atau kegiatan dengan ukuran berapa banyak tenaga yang diperlukannya.
d. Loud, orang yang tertawa atau suaranya bisa didengar diatas suara lain-lainnya dalam ruangan.

18. a. Sluggish, lambat untuk memulai, perlu dorongan untuk termotivasi.
b. Suspicious, cenderung mencurigai atau tidak mempercayai gagasan atau orang lain.
c. Short-tempered, punya kemarahan yang menuntut berdasarkan ketidaksabaran dan sumbeu yang pendek. Kemarahan dinyatakan ketika orang lain tidak bergerak cukup cepat atau tidak menyelesaikan apa yang diperintahkan kepada mereka.
d. Scatterbrained, tidak punya kekuatan untuk berkonsentrasi atau menaruh perhatian, pikirannya berubah-ubah.

19. a. Revengeful, secara sadar atau tidak menyimpan dendam dan menghukum orang yang melanggar, sering dengan diam-diam menahan persahabatan atau kasih saying.
b. Restless, menyukai kegiatan baru terus-menerus karena tidak merasa senang melakukan hal yang sama sepanjang waktu.
c. Reluctant, tidak bersedia atau melawan keharusan ikut terlibat.
d. Rash, bisa bertindak tergesa-gesa, tanpa memikirkan dengan tuntas, biasanya karena ketidaksabaran.

20. a. Compromising, sering mengendurkan pendiriannya, bahkan ketika dia benar, untuk menghindari konflik.
b. Critical, selalu mengevaluasi dan membuat penilaian, sering memikirkan atau menyatakan reaksi negatif.
c. Crafty, cerdik, orang selalu bisa menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
d. Changeable, rentang perhatian yang kekanak-kanakan dan pendek yang memerlukan banyak perubahan dan variasi supaya tidak merasa bosan.






Source: FLORENCE LITTAUER